Disperindag dan Dekranasda NTT Dukung Program Pemberdayaan di LPP Kupang, Marciana : Semoga WBP Mendapatkan Keterampilan Menenun dan Manfaat Ekonomi

WhatsApp_Image_2023-06-23_at_16.49.29.jpeg

Kupang - Kepala Kanwil Kemenkumham NTT, Marciana Dominika Jone menerima kunjungan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTT, M. Nasir Abdullah di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Kupang, Jumat (23/6/2023). Kakanwil bersama Kadisperindag NTT bersama-sama meninjau kegiatan menenun sebagai salah satu program pemberdayaan di LPP Kupang.

Disperindag bersama Dekranasda Provinsi NTT baru-baru ini memberikan bantuan berupa benang untuk menenun. Selain itu, Dekranasda juga mengirimkan dua orang penenun untuk memperkenalkan beberapa teknik menenun kepada para WBP. Ada sebanyak 20 orang WBP di LPP Kupang yang intens mengikuti pelatihan selama kurang lebih 3 minggu.

Kakanwil Marciana menyampaikan terima kasih atas perhatian yang luar biasa dari Pemerintah Provinsi NTT melalui Disperindag dan Dekranasda dalam mendukung program pemberdayaan WBP di LPP Kupang. Selama ini, kegiatan menenun memang telah menjadi salah satu program pemberdayaan di dalam Lapas. Dengan adanya bantuan benang dan pelatihan teknik menenun, diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas tenun ikat yang dihasilkan para WBP.

“Tentunya yang paling membanggakan, para WBP tidak hanya dilatih bagaimana menenun yang baik dengan teknik. Tapi pemasaran kain tenun yang dihasilkan juga menjadi lebih pasti, karena sekarang langsung dibawa ke Dekranasda,” ujarnya.

WhatsApp_Image_2023-06-23_at_16.49.28.jpeg

WhatsApp_Image_2023-06-23_at_16.49.28_1.jpeg

Marciana berharap para WBP bisa mendapatkan keterampilan menenun dan manfaat ekonomi dari program pemberdayaan yang diikuti selama berada di dalam Lapas. Terutama setelah nanti mereka bebas dan berkumpul kembali bersama keluarga.

Sementara itu, Kadisperindag NTT, M. Nasir Abdullah mengatakan, bantuan yang diberikan bagi para WBP di LPP Kupang tidak lepas dari inisiasi Ketua Dekranasda NTT, Julie S. Laiskodat. Ketua Dekranasda dikatakan tertarik dengan tenun ikat yang dihasilkan para WBP. Namun ada standar dan “taste” yang harus dipenuhi untuk bisa dipasarkan oleh Dekranasda.

“Oleh karena itu, kami diminta memfasilitasi para penenun dari Dekranasda untuk datang dan membantu mengedukasi, serta menunjukkan model tenun yang terbaru,” ungkapnya.

Menurut Nasir, para WBP diperkenalkan dengan teknik menenun dengan pola 1-1 agar menghasilkan kain tenun yang lebih lembut dan nyaman dipakai. Namun, proses menenun dikatakan lebih sulit bila dibandingkan dengan cara menenun yang biasa diterapkan sebelumnya. Terutama pada saat menyusun benang yang dikatakan tidak mudah. Satu kain tenun umumnya dibuat dalam waktu sekitar 2 minggu.

Selain meninjau program pemberdayaan di LPP Kupang, Kakanwil bersama Kadisperindag NTT juga melihat langsung bengkel pembuatan meubelair di Lapas Kelas IIA Kupang. (Humas/rin)

WhatsApp_Image_2023-06-23_at_16.49.29_1.jpeg


Cetak   E-mail