Manggarai - Dalam rangka persiapan kunjungan dan kegiatan keagamaan Paus Fransiskus serta pengawasan keberadaan orang asing di Kabupaten Manggarai, tim Kantor Wilayah melaksanakan serangkaian kunjungan dan koordinasi. Jumat (19/07).
Mewakili Kepala Kantor Wilayah, Marciana Dominika Jone, kegiatan tersebut dipimpin oleh Kepala Sub Bidang Perizinan Keimigrasian, Mardiyanto didampingi Kepala Subseksi Intelijen Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Dwi Fachrizal Para Sagara.
Tim Kantor wilayah bersama tim Kanim Labuan Bajo mengunjungi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Manggarai. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan dan koordinasi yang baik dalam menghadapi kunjungan bersejarah tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Mardiyanto menekankan pentingnya sinergitas dan koordinasi antarinstansi dalam mengantisipasi berbagai potensi tantangan yang mungkin timbul selama kunjungan Paus Fransiskus pada pertengahan September mendatang.
"Kunjungan Paus Fransiskus merupakan momen bersejarah yang memerlukan kerjasama dan kesiapan maksimal dari semua pihak, terutama mengingat dampaknya terhadap antusiasme umat Katolik di wilayah Kabupaten Manggarai" ujarnya.
Mardiyanto berharap koordinasi antara pihak Kesbangpol dengan Kanim Labuan Bajo nantinya bisa berjalan baik dan lancar, sehingga kegiatan pengumpulan bahan keterangan data dan informasi bisa sesuai dengan output yang direncanakan.
Kepala Kesbangpol Kabupaten Manggarai, Gondolpus B. Nggarang menyampaikan bahwa animo masyarakat sangat tinggi dalam menyambut kegiatan keagamaan Paus Fransiskus di stadion Gelora Bung Karno Jakarta dibandingkan Dili.
“Kondisi saat ini, umat Katolik lebih memilih ke Jakarta dari pada harus ke Dili dengan pertimbangan biaya yang lebih terjangkau dan tidak harus membuat paspor terlebih dahulu” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan sampai hari ini belum ada informasi terkait jumlah umat Katolik yang akan mengikuti di Dili. Namun Pemerintah Kab. Manggarai telah menghimbau para camat, lurah dan kepala desa untuk senantiasa melakukan penyebaran informasi terkait prosedur untuk menghadiri kegiatan tersebut.
Lebih lanjut terkait orang asing, Gondolpus mengatakan keberadaan orang asing di Kab. Manggarai sangat sedikit. Dari jumlah tersebut, sebagian besar dari mereka adalah rohaniwan namun diantaranya sudah meninggal dan pensiun.
Tim kemudian melanjutkan kunjungan ke Keuskupan Ruteng, di mana mereka diterima oleh Romo Alfons Segar. Beliau mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan koordinasi yang dilakukan oleh tim Kanwil dan tim Kanim Labuan Bajo.
Romo Alfons mengemukakan pendapat yang sama terkait umat Katolik yang lebih memilih untuk mengikuti kegiatan di Jakarta, meskipun ada pembatasan kuota untuk setiap keuskupan yakni berjumlah 60 (enam puluh) orang saja.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan antusias umat Katolik juga akan mengarah ke Dili. Untuk itu, dirinya meminta bantuan kepada Kanim Labuan Bajo dalam hal pelayanan pembuatan paspor.
"Kami berharap Kantor Imigrasi Labuan Bajo dapat memfasilitasi proses pembuatan paspor dengan cepat dan mudah, sehingga umat Katolik yang mendaftar di Keuskupan Ruteng dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini tanpa hambatan" jelas Romo Alfons.
Menanggapi permintaan Romo Alfons, Dwi Fachrizal, perwakilan dari Kanim Labuan Bajo, menyatakan dengan tegas kesiapannya untuk melaksanakan kegiatan eazy paspor. Dwi menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah untuk memastikan proses pembuatan paspor bagi umat Katolik yang akan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan Paus Fransiskus di Dili dapat berjalan dengan lancar.
"Kami berkomitmen untuk memfasilitasi pembuatan paspor secara cepat dan efisien melalui program eazy paspor ini. Tujuan kami adalah untuk menghilangkan hambatan administrasi yang mungkin dihadapi umat Katolik yang ingin mendaftar di Keuskupan Ruteng" ujar Dwi.
Ia juga menambahkan bahwa program ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat dan akan melibatkan tim khusus yang siap memberikan pelayanan terbaik demi kelancaran kegiatan tersebut.
Pada keesokan harinya, tim Kanwil dan Kanim Labuan Bajo mengunjungi Biara Tri Tunggal Maha Kudus yang berlokasi di Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai tidak jauh dari pusat kota Ruteng. Kedatangan tim diterima oleh Suster Kepala Mary Ancilda (Emirensiana Hayan) eks. Warga Negara Filpina yang sudah menjadi WNI dan Suster Jelita dari Filipina.
Mengenai kegiatan keagamaan Paus Fransiskus, pihak kesusteran menyatakan bahwa mereka tidak dapat berpartisipasi secara langsung. Hal ini disebabkan oleh sifat kontemplatif dari kesusteran tersebut, yang berbeda dari kesusteran lainnya. Kesusteran ini hanya terlibat dalam dukungan doa dari dalam biara dan tidak diperbolehkan melakukan aktivitas atau kegiatan di luar biara, kecuali urusan kesehatan.
Dalam kunjungan tersebut, ditemukan bahwa keberadaan orang asing di Biara Tri Tunggal Maha Kudus hanya terdapat 2 (dua) suster berasal dari Filiphina, masing-masing pemegang KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) dan KITAP (Kartu Izin Tinggal Tetap).
