Kupang - Guna Perkuat nilai-nilai keagamaan serta memberikan ruang bagi narapidana serta tahanan beragama katolik untuk mengekspresikan diri melalui seni pembacaan kitab suci, Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kupang bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) NTT bekerja sama untuk menggelar lomba pembacaan Firman dan Mazmur.
Kegiatan yang berlangsung selama 14 Hari ini dimulai sejak tanggal 10 - 24 September 2024, bertempat di Gereja Paulus Rutan Kelas IIB Kupang. Peserta lomba terdiri dari narapidana dan tahanan yang mewakili berbagai blok di kamar hunian, di mana dalam kategori pembacaan Firman terdapat 27 orang dan Mazmur sebanyak 14 orang. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat membangun semangat kebersamaan dan saling menghargai antar warga binaan pemasyarakatan.
Perwakilan Kemenag, Andreas Lero Bulu dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kita untuk memberikan pencerahan rohani kepada warga binaan pemasyarakatan.
“Melalui pembacaan Firman dan Mazmur, kita berharap mereka dapat menemukan ketenangan batin serta memperkuat iman mereka’, pungkas Andreas.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Rutan Kelas IIB Kupang, L. Soelistyoadi, menyampaikan bahwa lomba ini merupakan salah satu bentuk rehabilitasi sosial bagi warga binaan pemasyarakatan.
“Dengan kegiatan seperti ini, kami ingin menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kesempatan untuk berkontribusi positif. Selain itu, kami juga berharap lomba ini dapat meningkatkan keterampilan dan kepercayaan diri mereka,” ujarnya.
Acara ini diisi dengan penampilan narapidana serta tahanan yang beragama katolik yang membawakan pembacaan Firman dan Mazmur secara kompetitif, diikuti oleh penilaian dari juri yang berkompeten di bidang agama.
Melalui kolaborasi ini, Kemenag dan Rutan Kupang berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung bagi Warga Binaan Pemasyarakatan, sekaligus mengajak mereka untuk lebih mendalami nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, lomba ini tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga sarana untuk memperkuat hubungan antar narapidana dan petugas Rutan.