Kisah Sukses Mantan Napi Lapas Kalabahi

Kalabahi - Melihat kesuksesan Kristian Bampada sekarang, mungkin tidak ada yang menyangka jika ia dulu merupakan mantan narapidana. Masa lalu Kris panggilan akrabnya boleh dibilang kelabu, karena dia pernah menjalani sebagian dari hidupnya di sebuah lembaga pemasyarakatan Kelas IIB Kalabahi karena didakwa melakukan penganiayaan. " Namun, masa lalu yang suram itu tidak menjadikan pria kelahiran 33 tahun lalu itu, itu patah semangat. Pemuda ini mulai merintis industri kerajinan tangan dari bambu dan pepohonan lainnya.

DSC08533

 

Dengan menyebut dirinya adalah "limbah" masyarakarat " Dia juga sama sekali tidak merasa menyesal pernah mendekam di penjara selama kurang-lebih sepuluh bulan. Pengalamannya selama di penjara itu justru menimbulkan sebuah ide bagi Kris untuk mengembangkan usaha yang bisa menampung dan mempekerjakan mantan narapidana atau warga sekitar.

DSC08532     DSC08536DSC08531

"Selama ini kami dianggap sebagai limbah masyarakat. Masyarakat selalu takut jika bertemu dengan kami. Saya ingin membuktikan bahwa kami juga bisa berharga," kata Kris. Setelah dinyatakan bebas dari penjara, Kris memulai usahanya sendiri meski masih memanfaatkan halaman rumahnya sebagai tempat usaha. kemudian usaha semakin berkembang dengan di bantu oleh Sepuluh orang pekerja lainnya. Dengan berbekal pengalaman dan keterampilan yang dia peroleh selama di penjara , Bersama rekan – rekannya dengan menggunakan alat sederhana, seperti golok dan pisau, Kris dan mengambil bambu. Dengan bakat seninya, dia mulai menggarap bahan tersebut itu menjadi sebuah barang kerajinan yang memiliki nilai seni sangat tinggi, seperti kerajinan berbentuk Kursi, Meja, Bingkai Foto , anyaman tempat sirih Pinang , atau lampu hias dan lain sebagainya.

Melihat usahanya mulai berkembang, Kris mulai merekrut karyawan dan membentuk Kelompok Usaha Bersama " CAHAYA RISKY" . Dia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa limbah masyarakat itu juga bisa mendatangkan hasil yang berharga. Waktu telah membuktikan bahwa kegigihan dan semangat mantan napi ini telah membuahkan hasil. Limbah itu telah berhasil menghidupi dirinya sekeluarga serta 10 karyawannya. Kini.

DSC08526

Kris berkisah Selama berada di dalam Penjara ia tekun mengikuti pembinaan kerajianan Kursi bambu, setelah keluar dari penjara ia memeperdalam ilmunya itu dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perindustrian. Tahun 2011 Kris mengikuti Konvensi Nasional Kendali Mutu Industri Kecil Menengah di Balikpapan tanggal 14 – 17 November 2011 mewakili Provinsi Nusa Tenggara Timur dan keluar sebagai Juara Nasional. Selain mendapat penghargaan Kris juga mendapat suntikan dana sebesar 30 juta Rupiah untuk mengembangkan usahanya.

DSC08542

Kris mengaku kesulitan dalam memasarkan hasil karyanya sehingga untuk saat ini ia hanya menerima pesanan baik dari Kabupaten Alor sendiri juga dari luar daerah seperti dari Kupang dan Atambu dengan harga rata – rata Rp 1.500.000 dan disesuaikan dengan kebutuhan. Proses Finishing merupakan proses yang memakan biaya terbesar terang Kris Ketika menerangkan tentang proses pembuatanya mulai dari proses perendamanan bahan baku hingga proses finishingnya

Menurut Kris untuk menghasilkan satu set Kursi bisa diselesaikan dalam dua minggu. Kris Berharap Usahanya akan semakin maju dan bagi para mantan napi yang lainnya ia berharap agar dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh selama di penjara dengan sebaik-baiknya jika sudah kembali ke masyarakat.

Cetak