Kupang,- Masyarakat membutuhkan pelayanan publik yang berkualitas dari pemerintah. Kualitas pelayanan merupakan perbandingan antara kenyataan atas pelayanan yang diterima dengan harapan atas pelayanan yang ingin diterima. Lembaga Pembinaan Anak Klas I Kupang sebagai bagian dari Pemerintahan Republik Indonesia dalam lingkup Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, berkewajiban untuk memberikan pelayanan maksimal kepada anak didik pemasyarakatan yang dibina didalamnya dan juga kepada masyarakat luar. Untuk memberikan pelayanan maksimal tersebut, diperlukan petugas yang mempunyai kemampuan mumpuni dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu, Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I Kupang dalam tajuk Penguatan Corporate University mengadakan workshop yang berbicara khusus tentang Etika Pelayanan Publik.
Pada Sabtu (01/08) pukul 09.00 Wita, bertempat di Aula LPKA Klas I Kupang diadakan workshop dengan tema ”Etika Layanan Publik,” yang diikuti oleh petugas pada LPKA Klas I Kupang. Kegiatan ini merupakan buah kerja sama dengan pihak Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Nusa Tenggara Timur (PKBI NTT). Pada kegiatan ini, dihadirkan 2 (dua) narasumber, yakni Dr. Simplexius Asa, SH,MH (Wakil Ketua Pengurus PKBI Daerah NTT) dan Rakhmania Pian (Mantan Putri NTT 2007).
Kegiatan ini dibuka oleh Abusalim Senin selaku Kepala Seksi Pembinaan LPKA Klas I Kupang. Dalam kata sambutannya, Abusalim menjelaskan tentang hakikat dari adanya LPKA Klas I Kupang dan bentuk-bentuk layanan yang ada didalamnya. “LPKA Kupang merupakan instansi pemerintah di bawah lingkup Kemenkumham yang siap memberikan pelayanan kepada andikpas dan masyarakata luar. Oleh karena itu, petugas kami harus siap memberikan pelayanan terbaik. Dengan diadakan kegiatan diharapkan bahwa petugas kami semakin maksimal dalam memberikan pelayanan tersebut,” ungkap Abusalim.
Hadir sebagai moderator dalam kegiatan workshop ini, yakni Ibu Moudy Febrianti dari PKBI NTT. Narasumber pertama, Simplexius berbicara tentang Etika Profesi Lembaga Pemasyarakatan. Dalam bingkai pembahasan tersebut, beliau menjelaskan tentang Motivasi Kerja, Etika dalam Perspektif Filosofi dan Petugas Pemasyarakatan sebagai Profesi yang Profesional. Di akhir penjelasan, beliau mengajak petugas untuk merefleksikan pola kerja yang telah dilaksanakan selama ini. “Apakah kerja kita selama ini telah berasal dari hati ataukah masih sekedar rutinitas semata? Apakah profesi yang kita jalani adalah profesi luhur yang bermotivasi bukan sekedar untuk memperoleh uang? Apakah profesi yang kita jalani adalah profesi luhur dengan mengaplikasikan moralitas tinggi, yakni berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai tuntutan profesi, menyadari kewajiban dan beridealisme tinggi? Mari kita refleksikan bersama,” ajak pria yang mengaku pernah bercita-cita menjadi Romo itu.
Narasumber kedua, yakni Rakhmania membawakan materi tentang Pelayanan Publik. Dalam materinya, Rakhmania Pian lebih berbicara banyak tentang praktis di lapangan. Adapun pokok-pokok dalam materinya, yakni berbicara tentang pelayanan mulai dari penampilan tata busana, penampilan tata rias wajah, penampilan kebersihan diri, sikap mengawali pelayanan, sikap selama pelayanan, sikap mengakhiri pelayanan, sikap menanggapi keluhan dan service recovery. “Sebagai pelayan publik, segala hal yang melekat pada diri kita haruslah ditata dan diatur secara rapi sesuai kode etik dan prilaku yang telah diatur. Pelayan pula haruslah berangkat dari SOP yang telah diatur. Berikan senyum, sapa dan salam. Berilah kenyamanan kepada pihak yang dilayani. Kendalikanlah dirimu saat memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujar mantan Puteri NTT Tahun 2007 tersebut. Diakhir materinya, beliau juga memberikan kesempatan kepada petugas untuk mempraktekkan tatacara pelayanan sesuai SOP yang berlaku di LPKA Kupang. Pada setiap sesi pun diberikan kesempatan kepada petugas untuk menyampaikan pendapat maupun bertanya.
